Warren Buffet, Pahlawan Kapitalis Bertopi Putih


.

OMAHA, HMINEWS.COM – Tepatnya hari Senin besok (30/8), Warren Buffett yang merupakan salah satu orang terkaya di dunia akan genap berusia 80 tahun. Hal ini tentu bukanlah sebuah perjalanan singkat bagi Buffett.

Apalagi jika dibandingkan dengan berbagai hal yang telah dia capai hingga seperti saat ini. Boleh dibilang, Buffett adalah orang sukses dengan gayanya sendiri. Sejak memimpin Berkshire Hathaway Inc,pria asal Omaha,Nebraska, Amerika Serikat (AS) itu tidak pernah menaikkan gaji sendiri. Bertahun-tahun, dia hanya menerima gaji USD100.000 (sekitar Rp903,7 juta).

Kekayaan pribadi Buffett sangat tergantung pada laba perusahaannya. Tak hanya itu, ketika orang-orang kaya memilih kota besar seperti New York, London, dan Hong Kong untuk membangun “kerajaannya”, Buffett justru menuai kesuksesan dari kota kecil yang juga kampung halamannya, Omaha. Dia juga sosok sederhana yang mempertahankan rumah berlantai dua yang telah ditinggalinya selama puluhan tahun.

Inilah yang lantas membuat Buffett disebut telah membangun kariernya berdasarkan kontradiksi- kontradiksi. CNNmenyebutnya sebagai pahlawan kapitalis bertopi putih, sementara pemerintah, politikus, dan perusahaan berjuang mendapatkan kembali reputasi prakrisis mereka di hadapan publik.

Reputasi Buffett makin bagus pada 2006 saat dia berjanji mendonasikan kekayaannya–yang tahun ini diperkirakan mencapai USD47 miliar (Rp424,7 triliun)––untuk amal dan usahanya bersama Bill dan Melinda Gates tahun ini sehingga para miliarder dunia bersedia mendonasikan separuh kekayaan mereka. “Jelasnya, dia tidak sama seperti Rockefeller atau model taipan lain,” papar Laura Rittenhouse, penulis 20 Buffett Bites: Delicious Morals for Turbulent Times.“

Dia seorang kapitalis yang tidak materialistis,” imbuhnya. Putra seorang pengusaha dan anggota kongres empat periode serta duda ini mulai berinvestasi saat masih duduk di bangku SMA dan kuliah. Namun, salah satu pengaruh terbesar bagi Buffett hingga menjadi miliarder adalah Benjamin Graham,seorang ekonom yang menjadi dosennya di Columbia University. Pria itu menyarankan Buffett untuk membeli saham perusahaan yang harganya sedang turun.[] Rima/Qian

Your Reply