Archive for Juli 2012

Asary Mahasiswa FPIK UB Ikuti EAS Congress 2012 di Korea Selatan


.

Dua mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) mengikuti kegiatan East Asian Seas (EAS) Congress 2012 di Changwon City, Korea Selatan pada Senin-Jumat (9-13/7) yang lalu. Mereka adalah Mauhammad Asary dan Rio Rizky Febriana. Dalam acara tersebut dihadiri Menteri Perhubungan Darat dan Kelautan Korea Selatan, Kwon Do Youp.EAS Congress yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali tersebut membahas tentang peluang dan tantangan dalam membangun blue economy di negara-negara asia timur laut. "Konsep blue economy merupakan pendayagunaan sumberdaya yang disediakan oleh lingkungan perairan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," papar Asary. Dalam kongres tersebut Asary dan Rio fokus terlibat dalam Youth Forum. Youth Forum merupakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) perwakilan para pemuda dari negara-negara asia timur laut untuk membahas potensi blue economy yang terdapat di masing-masing negara. Asary dan Rio menggagas optimalisasi mangrove sebagai ekowisata untuk peningkatan ekonomi masyarkat. "Mangrove sangat potensial untuk menjaga dan dijadikan tempat wisata sehingga mendukung kegiatan blue economy di Indonesia," papar mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) itu. Dengan acara FGD ini selain mengetahui potensi di setiap negara, masing-masing perwakilan bisa memberikan saran untuk pengembangan blue economy ke depannya. [rian]

The Waste of Oil Palms Delivers UB’s Students to IYC Competition


.

The Waste of Oil Palms Delivers UB’s Students to IYC Competition

The big effect of oil palms’ waste on water pollution brings the student of Faculty of Fisheries and Marine Sciences (FPIK) Universitas Brawijaya (UB), Muhammad Asary, to go forward on the Competition of Indonesia Youth Conference (IYC) on 3-6 July in Jakarta. Asary said that the disposed oil palms’ waste can contaminate aquatic ecosystems, threatening public health, also will increase the content of Pb (lead) in soil. This effect will get bigger if it occurs in Central Kalimantan where the soil condition is dominated by peatlands. ''Most of the land in Central Kalimantan is peatland which contains very little nutrients. If oil palms’ waste which contains lead contaminate peatlands, the soil will become less fertile for growing crops,'' said Asary. In his essay presentation, Asyari also provides the solutions to address the pollution from the waste of Palm Oil which is generally caused by large companies. The offered solutions from the sixth semester student are two things. First, the government should be more selective to the companies that deal directly with the processing of palm oil. ''The government should be more selective against the companies relating to oil palm. Government must be smarter to choose between companies that do not damage the environment and more responsible,'' said Asyari. The second solution is waste treatment process in order to become more efficient, such as, by utilizing the waste into nutrients for the plants. ''The peat is lack of nutrients, using the waste of empty bunches of processed oil palm can obtain nutrients which are needed by the plants,'' he said. As stated by Asyari through the processes of processing, refining, and keeping will gain 25% of soil nutrients. The content of empty bunches that can enrich the soil contains Magenesium (Mg), Calcium (Ca) and Phosphorus (P). To advance to national level, he must be able to set aside 500 contestants from universities across East Java. In addition to UB, East Java itself for IYC 2012 also sends the participants from Universitas Airlangga Surabaya. “In addition as a medium of ideas exchange, IYC 2012 Forum is also for cultural exchange. Because later in Jakarta, I also had to perform a traditional dance Tanjung Putih (white cape) from Central Kalimantan,'' he said.
Although it is from Central Kalimantan, but in IYC competition, he will become a representative of UB in presenting the projects of environment conservation. In addition to concern in the problems of oil palm’s waste, currently Asyari is active in Indonesia Youth Water (IYW) community. IYW is a community concerning to environment, particularly water issues, such as, how to maintain water wellspring resources. Currently, the members have spread outside Malang. [Oky]

Profile of Indonesian Youth Water


.

PROFILE

Indonesian Youth Water adalah merupakan organisasi yang bergerak dibidang edukasi khususnya dibidang lingkungan. Selain itu organisasi ini baru terbentuk pada tanggal 23 Mei 2011. IYW sendiri di Inisiasi dan di gerakan oleh para pemuda yang peduli terhadap perairan. Kita percaya dan meyakini bahwasannya pada saat ini real action adalah suatu solusi dari semua permasalahan yang terjadi khususnya dibidang perairan. Melihat semakin buruknya kondisi perairan di Indonesia, membuat kita merasa perlu dan harus melakukan sebuah aksi untuk memberikan sebuah solusinya. IYW sendiri mempunyai Visi yaitu : • VISI Terciptanya para generasi muda bangsa yang bermatabat, berjiwa sosial dan membawa perubahan positif bagi sesama dalam upaya mendukung keberlanjutan perairan Indonesia di masa akan datang. • MISI 1. ( Care, soft skill & active) Meningkatkan kepedulian, kemampuan, dan peran aktif generasi muda, masyarakat umum, dan pemerintah dalam mengelola dan memanfaatkan perairan secara bijaksana dan lestari. 2. ( Agreements) Membangun kesepakatan para pemangku kepentingan baik pemuda, masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan dan pemanfaatan perairan secara terpadu dan kontinuitas. 3. ( Networking ) Memperluas kerjasama baik regional dan internasional dalam pengelolaan perairan secara bijak dan lestari. Indonesian Youth Water sendiri membuat sebuah proyek pertama di awal pembentukan ini. Dimana proyek ini kita beri nama dengan “ Go Water, For Future and Forever ” yaitu proyek mempunyai sebuah misi yaitu mengajak masyarakat agar bersama-sama peduli terhadap keberlangsungan perairan dan juga dapat mengedukasi betapa pentingnya air untuk kehidupan. Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Pengelolaan wilayah pesisir mencakup tidak saja mencakup wilayah laut dan daratan sekitar pantai, tetapi juga harus memperhatikan daerah aliran sungai sebagai masukan materi baik berupa aliran air tawar, sedimen, dan berbagai limbah dari berbagai akitivitas di sekitar DAS yang akhirnya masuk ke lingkungan laut. Sungai sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir, karena fungsi-fungsinya untuk transportasi, sumber air bagi masyarakat, perikanan, pemeliharaan hidrologi, rawa dan lahan basah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya. Kajian global kondisi air di dunia yang disampaikan pada World Water Forum II di denhaag tahun 2000, memproyeksikan bahwa tahun 2025 akan terjadi krisis air di beberapa negara. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara kaya air namun krisis air diperkirakan akan terjadi juga, sebagai akibat dari kesalahan pengelolaan air. Pengelolaan lahan dan air berbasis masyarakat madani untuk ketahahanan pangan dinilai akan lebih baik dibandingkan jika ditangani sendiri pemerintah, atau diserahkan begitu saja pada masyarakat. Dalam masyarakat terbuka, peran pelaku ekonomi akan banyak mendominasi pertanian pangan, dan akan membuat posisi petani kekurangan insentif untuk giat berproduksi. Pemberdayaan kelembagaan harus berorientasi pada pemantapan ketahanan pangan, yang mana hal ini merupakan masalah hidup dan matinya sebuah masyarakat atau bangsa. Jika ketahanan pangan tidak dapat dicapai dalam waktu dekat, maka masa depan masyarakat Indonesia akan lebih suram dibandingkan dengan yang terjadi dewasa ini. Dalam revitalisasi pembangunan pertanian antara lain ditekankan perlunya peningkatan produksi pangan sekitar 2 juta ton, atau ekivalen dengan tambahan lahan pertanian sekitar 600 ribu ha. Co.Founder ( Muhammad Asary )

Duta Lingkungan Hidup Malang 2011 ( Muhammad Asary )


.