COTO MANGGALA, CERITA HARIAN MAHASISWA KOBAR DI MALANG


.






COTO MANGGALA, CERITA HARIAN MAHASISWA KOBAR DI MALANG
PART 1 : SENANGNYA MENJADI MAHASISWA !!!


Banyak teka-teki tentang para pejuang pendidikan bangsa atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Mahasiswa. Tak mudah untuk mengenal sosok para pejuang ini. Mengapa ? Dan juga tak mudah untuk menjawab pertanyaan yang cukup sederhana ini. Karena pastinya realita kehidupan akan berbeda-beda dari setiap waktu dan individu. Cukupkah kita menjawab, bahwa mahasiswa adalah agent of change atau juga agent of control ? saya memberanikan untuk menjawab TIDAK. Mengapa dan Kenapa ? sebelum saya menjawab pertanyaan yang sederhana ini, akan tetapi sangat berat hati untuk menjawabnya. Saya ingin memberikan gambaran dan sekaligus menceritakan tentang kehidupan saya dan teman-teman yaitu juga salah satu dari penjuang pendidikan bangsa atau juga Mahasiswa.
Ketika predikat mahasiswa telah ku dapat dan juga menyatu dalam kehidupan sehari-hari. Sangat bahagia dan bangga sekali, akhirnya predikat ini yang selama ini ku dambakan telah ku dapatkan. Karena tak semua orang yang bisa mendapatkan predikat mahasiswa. Hari demi hari kujalani kehidupanku sebagai seorang mahasiswa. Betapa bahagianya pula, predikat mahasiswa ini kudapatkan di lingkungan salah satu perkuliahan ternama di Indonesia. Kujalani kehidupan mahasiswa ku ini, bukan juga didaerah asalku Kotawaringin Barat atau tepatnya di provinsi Kalimantan Tengah. Karena itu perasaan bebas dan tidak terbebani dari semua kewajiban sebagai seorang anak di dalam sebuah lingkungan keluarga, akhirnya dapat kurasakan. Dan kota Malang lah yang menjadi tempat kehidupanku yang baru untuk menjalani kehidupan sebagai mahasiswa.
Malang adalah kota yang dikenal sebagai kota yang sejuk dan indah, sebagian besar penghuninya adalah para mahasiswa-mahasiwi. Banyak dari mahasiswa-mahasiwi di Malang adalah pendatang dari luar kota. Salah satunya seperti saya dan teman-teman seperjuangan saya. Kita semua berasal dari daerah yang jauh dan hanya untuk menempuhkan pendidikan di kota Malang. Kurang lebih 150 mahasiswa Kotawaringin Barat yang sekarang sedang menempuh pendidikan di kota Malang. Jujur saja, bangga bisa kuliah di kota Malang. Rasa senang itu tak lantas membuatku selalu merasa bahagia dengan identitas baruku menjadi seorang mahasiswa. Apakah itu ? Continue ke bagian 2,,,,,,,,,,,,,,

PART 2 : MAHASISWA DAN UANG BULANAN
Menanggapi, mengapa aku tak lantas selalu merasa senang dan bahagia dengan menjadi seorang mahasiswa. Karena Ada sebuah faktor yang sering saya rasakan ketika menjadi mahasiswa. Dan faktor itu selalu menjadi abstrak dan sulit untuk dipahami bagiku. Perasaan itu adalah ketika jauh dari daerah asal dan keluarga. Perasaan tersebut tidak lain adalah ketakutan. Dan banyak arti dari ketakutan tersebut. Takut bukan karena kita tidak akan bisa merasakan masakan ibu ataupun mungkin takut karena tidak bisa bersama orang yang kita cintai.
Ketakutan tersebut sangat sulit untuk diungkapkan, karena semua ketakutan ini dirasakan oleh ku semua sebagai mahasiswa. Jujur ketakutan itu hanya sebuah kata yang sederhana dan sangat umum semua orang mengetahuinya. Dan uang adalah faktor ketakutan terbesar bagiku sebagai mahasiswa. Jika selama ini orang makan untuk hidup, tapi untuk ku dan juga bagi para mahasiswa lainnya, uang adalah untuk makan. Sederhana saja bukan, tapi perlu diperjelas lagi, tak ada satupun mahasiswa yang akan merasa bahagia tanpa adanya uang bulanan.
Uang bulanan ini seakan adalah salah satu faktor menakutkan bagi kami mahasiswa Kobar di Malang yang jauh dari orang tua untuk tidak mendapatkan uang bulanan. Karena perbedaan yang mendasar dari mahasiswa lokal dan mahasiswa perantau seperti ku dan teman-teman yaitu ketika mahasiswa lokal gampang untuk mendapatkan uang untuk jatah kehidupan sehari-hari, tapi berat bagi ku jika uang bulanan tidak sampai ataupun macet. Karena itu, uang bulanan adalah faktor menakutkan bagi kami para mahasiswa Kobar yang ada di Malang. Jika para orang tua mengaharapkan kami para mahasiswa untuk menjadi orang yang sukses, sebaliknya kami mengharapkan uang bulanan lebih.
Waktu terus berputar dan ketakutan itu terus menghantui. Mahasiswa-mahasiwi Kobar di Malang adalah salah contoh saja dalam realita kehidupan mahasiswa perantauan. Banyak lagi realita sebenarnya yang terjadi. Untuk menjawab pertanyaan di atas tadi. Boleh lah saya menjawab, jika kami tidak akan bisa menjadi bagian dari agent of change dan juga agent of control, jika perasaan tertekan selalu menghantui kami. Kami merasa biarkanlah ketakutan menghantui, tetapi semangat yang akan mengalahkannya. Dan itu terjawab oleh teman-teman saya yang di Malang yang sekarang juga sebagai mahasiswa-mahasiswi dari Kotawaringin Barat. Continue ke bagian 3,,,,,

PART 3 : COTO MANGGALA ALA MAHASISWA KOBAR DI MALANG

Waktu demi waktu telah kurasakan kerasnya hidup diperantauan menjadi mahasiswa, akan tetapi akhirnya ketakutan tersebut bisa aku kalahkan bersama-sama kawan-kawan dengan semangat kami. Adanya jiwa kekeluargaan yang terasa di kami sebagai mahasiswa perantauan. Kami memberanikan diri untuk mebuat semua itu berubah, agar kehidupan penuh ketakutan ini bisa kami selesaikan. Kekeluargaan itu kami buat dalam sebuah kelurga baru yang kami beri nama Forum Komunikasi Mahasiswa Kobar di Malang atau FKMP KOBAR MALANG. Alhamdulillah dengan adanya sebuah keluarga baru ini, banyak hal-hal yang positif yang kami lakukan dan tentunya agar ketakutan tersebut tidak selalu menghantui kami. Salah satunya kami memberanikan diri untuk membuat suatu yang beda dari mahasiswa lainnya, yaitu dengan memperkenalkan budaya, wisata dan juga sampai makanan khas Kotawaringin Barat. Tapi tak mudah untuk membuat itu semua, pastinya perlu sebuah dukungan, baik itu dari segi tenaga dan juga financial.
Banyak hal yang telah kami lakukan agar semua ini bisa terlaksana. Tapi memang sangat sulit untuk melakukannya dan ironis sekali jika semuanya sia-sia. Cara demi cara telah kami lakukan, meminta dukungan kawan-kawan mahasiswa dan juga pemerintah daerah Kobar sendiri sebagai salah satu bagian terpenting dari kami. Apa boleh dibuat, jika usaha ini tidak mendapatkan dukungan apapun. Tapi seorang mahasiswa yang ingin menjadi agent of change dari sinilah belajar, bagaimana dapat meyelesaikan suatu masalah. Meski harus uang tabungan dan iuran dari teman-teman, tidak membuat kami putus asa dalam mewujudkan ini semua. Dari sini pula kami belajar, sebuah kemandirian itu sangat perlu sekali, berani mengambil sebuah keputusan berarti berani menghadapi sebuah resiko. Dan kalimat ini yang selalu saya tekankan kepada kawan-kawan mahasiswa Kobar di Malang. Pemikiran untuk menjadi seorang yang mandiri, akhirnya memberanikan diri saya untuk berbuat suatu yang nyata akan tetapi memberikan hasil dan manfaat.
Coto manggala adalah inspirasi kemandirian itu. Saya berpikir menjadi sesorang yang mandiri dan bermanfaat, berarti juga memberi. Akhirnya teman-teman setuju jika Coto Manggala adalah inovasi itu. Mungkin tidak perlu diperjelas lagi apa itu Coto Manggala, mungkin semua telah mengetahuinya dan juga pernah merasakannya khususnya masyrakat Kotawaringin Barat. Tetapi untuk masyarakt di pulau jawa khususnya di Malang. Coto Manggala adalah sebuah makanan yang aneh dan baru. Karena itu, inovasi ini setidaknya harus dikenalkan dan dikembangkan. Kami berusaha untuk itu dan juga bagaimana semua usaha ini tidak akan menjadi sia-sia. Alhamdulillah, respon dari masyarakat di daerah Malang cukup menerima dengan adannya coto manggala, walaupun mereka masih merasa aneh dengan makanan ini. Tapi usaha kami untuk tetap berusaha membesarkan makanan khas Kotawaringin Barat terus akan kulakukan. Walau perlu waktu yang cukup lama, tapi setidaknya kami telah melakukan proses yang dapat membantu kami di masa yang akan datang.

Usaha Coto manggala ini mungkin hanya sebagian kecil dari aktivitas kami dalam memperkenalkan dan usaha membuat ketakutan kami bisa menjauh. Tapi apapun itu, dengan usaha Coto manggala ini akhirnya ketakutan itu bisa sedikit ada pencerahan. Karena juga sedikit memberikan manfaat bagi kami. Karena itu, jelaslah sebuah usaha akan ada hasilnya walau berat melakukannya. Coto Manggala, mudah-mudahan inovasi makanan ini yang akan membuat perubahan bagi mahasiswa-mahasiswi Kobar di Malang. Amien,,,,,!!?

Your Reply