Es Krim Rumput Laut Hijau ( Caulerpa Sp ) Sebagai Pencegah Obesitas


.

PENDAHULUAN
Latar belakang
Es krim merupakan produk olahan minuman yang populer di masyarakat. Es krim banyak disukai oleh kalangan anak-anak maupun remaja, karena mempunyai rasa yang enak dan tekstur yang lembut. Es krim dibuat dari produk susu seperti krim digabungkan dengan perasa dan pemanis yang dibekukan. Umumnya lemak susu dalam pembuatan es krim sebesar 10-16% (David dan Elizabeth, 1994). Karena bahan utama pembuatan es krim adalah lemak susu, maka es krim dapat mengakibatkan obesitas jika terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori (lemak).
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.Obesitas terjadiakibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlikan oleh tubuh.Saat ini, 400 juta orang dewasa di seluruh dunia mengalami obesitas.Pada tahun 2015,diperkirakan 700 juta orang dewasa akan mengalami obesitas.Menurut data riset Kesehatan Dasar tahun2007, prevalensi nasional obesitas di Indonesia pada penduduk berusia>15 tahun adalah 10,3%,perempuan 23,8%) (Depkes,2009).
Obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, yaitu ortopendik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoarthritis (terutama di daerah pinggul,lutut dan pergelangan kaki) (Anonymous,2009). Penderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan berat badan nya. Selain itu obeitas dapat meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi (hipertensi), stroke,serangan jantung,kanker,batu kandung empedu dan batu kandung kemih,tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal ketika sedang tidur,menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah) dan sindroma pickwickian ( obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).
Tindakan preventif yang dilakukan untuk menghindari obesitas adalah memberi asupan makanan maupun minuman yang rendah kalori. Melakukan pembakaran lemak dengan olahraga. Selain itu, mengkonsumsi makanan maupun minuman yang kaya akan serat dan dapat menambahkan senyawa aktif anti obesitas dari bahan alami. Senyawa aktif anti obesitas merupakan terobosan baru untuk senyawa yang dapat menghambat terbentuknya lemak dengan bantuan enzim lipase pada manusia. Salah satu bahan alami anti obesitas adalah alga hijau (caulerpa lentillifera).
Caulerpa lentillifera adalah rumput laut hijau,yang tumbuh didasar perairan dan berkoloni. Caulerpa lentillifera memiliki tangkai disetiap ruasnya dan membentuk gelembung kecil disetiap tangkainya. Menurut Kadi (1996), Caulerpa lentillifera memiliki ramuli yang terbentuk dari assimilator berbentuk bulatan kecil. Assimilator tersebut tersusun rapat dan teratur sehingga menutupi percabangan ramuli sepanjang 3,5 cm . Stolon berwarna hijau tua dengan diameter 1-2 mm. Caulerpa lentillifera ini banyak ditemukan di daerah pantai utara jaa dan termasuk tanaman local. Alga hijau ini disebut “latoh” oleh masyarakat pesisir pantai utara dn banyak dimanfaatkan sebagai makanan “urap” dan sayur nasi “pecel”.
Caulerpa lentillifera mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kandungan Caulerpa lentillifera tiap 100 g sampel, yaitu 12.49 g protein, 0.86 g lemak, 3.17 g serat, 24.21 g abu, 59.27 g karbohidrat dan 25.31 g kadar air. Selain itu caulerpa sp. Mengandung asam-asam amino,khususnya asam-asam amino esensial yang dibutuhkan bagi manusia, diantaranya treonin 0.79 g, valin 0.87 g, lisin 0.82, isoleusin 0.62, leusin 0.99 g dan fenilanin 0.61 g. Caulerpa lentillifera juga terdapat mineral, vitamin, asam-asam lemak (Ratana dan Chirapart,2006) dan mengandung senyawa aktif caulerpenyne.


Tujuan
Secara umum program karya tulis ini dibuat untuk memberikan gagasan baru yaitu untuk :
1. Memberikan gagasan baru dalam pembuatan es krim yang mempunyai nilai gizi yang tinggi.
2. Membantu orang yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
3. untuk memproduksi es krim yang diperkaya ekstrak rumput laut hijau (Caulerpa lentillifera) sebagai pencegah obesitas.

Manfaat

Hasil karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan solusi dalam pembuatan atau produksi es krim yang bergizi tinggi dan
1. Bagi pemerintah, sebagai rekomendasi kebijakan pemerintah terhadap bahan pangan sebagai produk anti obesitas yang dapat diterapkan pada produk-produk kaya akan kandungan lemaknya.
2. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi mengenai produk anti obesitas, sehingga produk anti obesitas ini menjadi sumbangsi pemikiran yang nyata guna menekan penderia obesitas.
3. Bagi mahasiswa, sebagai sebuah bahan gagasan baru yang nantinya dapat ditelusuri lebih lanjut akan kebenarannya dalam memproduksi es krim yang rendah kalori.



GAGASAN
Bahan-bahan Pembuatan Es Krim
Es krim adalah produk pangan beku yang dibuat melalui kombinasi proses pembekuan dan agitasi pada bahan-bahan yang terdiri dari susu dan produk susu, pemanis, penstabil, pengemulsi, serta penambah citarasa (flavor). Es krim biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan (desert) dan dikelompokkan dalam makanan camilan (snack). Prinsip pembuatan es krim adalah membentuk rongga udara pada campuran bahan es krim atau Ice Cream Mix (ICM) sehingga diperoleh pengembangan volume yang membuat es krim menjadi lebih ringan, tidak terlalu padat, dan mempunyai tekstur yang lembut (Padaga, M, dkk, 2005).
Syarat mutu es krim menurut SII (Standar Industri Indonesia) Nomor 1617 Tahun 1985, pada Tabel 1. di bawah ini,

Tabel 1. Syarat mutu es krim menurut SII (Standar Industri Indonesia)
Bahan Standar
Lemak (%) Minimal 8,0
Padatan susu bukan lemak (%) Minimal 6,0-15,0
Gula (%) Minimal 12,0
Bahan Tambahan :
Pemantap, pengemulsi Sesuai SK Depkes RI No. 235/Menkes/Per/VI/79
Zat warna
Pemanis buatan
Jumlah bakteri Negatif
Logam-logam berbahaya :
Cu, Zn, Pb, Hg Tidak terdapat
Arsen Tidak terdapat
Sumber : Padaga, M, dkk (2005)
Bahan-bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan es krim antara lain : lemak, bahan kering tanpa lemak (BKTL), bahan pemanis, bahan penstabil, dan bahan pengemulsi. Lemak susu (krim) merupakan sumber lemak yang paling baik untuk mendapatkan es krim berkualitas baik. Lemak susu berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi es krim, menambah citarasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut, membantu memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh yang baik. Bahan kering tanpa lemak (BKTL) berfungsi untuk meningkatkan kandungan padatan di dalam es krim sehingga lebih kental. BKTL juga penting sebagai sumber protein sehingga dapat meningkatkan nilai nutrisi es krim. Unsur protein dalam pembuatan es krim berfungsi untuk menstabilkan emulsi lemak setelah proses homogenisasi, menambah citarasa, membantu pembuihan, meningkatkan dan menstabilkan daya ikat air yang berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es krim yang lembut; juga dapat meningkatkan nilai over run es krim. Sumber BKTL antara lain susu skim, susu kental manis, dan bubuk whey (Padaga, M, dkk, 2005).
Bahan penstabil yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah CMC (carboxy methyl celulose), gum arab, sodium alginat, karagenan, dan agar. Bahan penstabil berperan untuk meningkatkan kekentalan ICM terutama pada saat sebelum dibekukan dan memperpanjang masa simpan es krim karena dapat mencegah kristalisasi es selama penyimpanan. Bahan pengemulsi utama yang digunakan dalam pembuatan es krim adalah kuning telur, juga minyak hewan atau nabati. Bahan pengemulsi bertujuan untuk memperbaiki struktur lemak dan distribusi udara dalam ICM, meningkatkan kekompakan bahan-bahan dalam ICM sehingga diperoleh es krim yang lembut, dan meningkatkan ketahanan es krim terhadap pelelehan bahan. Campuran bahan pengemulsi dan penstabil akan menghasilkan es krim dengan tekstur yang lembut (Padaga, M, dkk, 2005).
Es krim yang baik harus memenuhi persyaratan komposisi umum ICM (Ice Cream Mix) atau campuran es krim pada Tabel 2. sebagai berikut :

Tabel 2. Persyaratan komposisi umum ICM (Ice Cream Mix)
Bahan Persentase
Lemak susu
Bahan kering tanpa lemak
Bahan pemanis gula
Bahan penstabil
Bahan pengemulsi
Air 10-16%
9-12%
12-16%
0-0,4%
0-0,25%
55-64%
Sumber : Padaga, M, dkk (2005)

Proses Pembuatan Es Krim
Proses pembuatan es krim dimulai dengan pencampuran bahan-bahan yang dilakukan dengan cara melarutkan atau mencampurkan bahan-bahan kering ke dalam bahan cair pada kondisi hangat (40°C), lalu sambil dipanaskan dimasukkan bahan penstabil dan bahan pengemulsi sampai diperoleh campuran homogen yang disebut ICM. Campuran kemudian dipasteurisasi pada suhu 80°C selama 25 detik, sambil terus diaduk. Pasteurisasi bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen, melarutkan bahan kering, dan meningkatkan citarasa. Selanjutnya ICM didinginkan sampai suhu ruang untuk dihomogenisasi dengan tujuan memecah globula lemak sehingga ukurannya lebih kecil dan dapat menyebar rata sehingga dihasilkan es krim dengan tekstur yang tidak kasar, mempunyai citarasa yang merata, dan daya buih yang baik. Homogenisasi pada pembuatan es krim skala rumah tangga dapat menggunakan blender atau mixer. Homogenisasi sebaiknya dilakukan saat kondisi ICM masih hangat (Padaga, M, dkk, 2005).
ICM kemudian di-aging, yang merupakan proses pematangan ICM dalam refrigerator bersuhu 4°C selama 4-12 jam. Tujuan aging adalah untuk menghasilkan ICM yang lebih kental, lebih halus, tampak lebih mengkilap, dan memperbaiki tekstur. Setelah proses aging, dilakukan proses homogenisasi kembali. Selanjutnya ICM dibekukan dengan cepat untuk mencegah terbentuknya kristal es yang kasar. Pembekuan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pertama pada suhu -5 sampai -8°C dan tahap kedua pada suhu sampai –30oC. Proses pembekuan yang dikombinasi dengan proses agitasi bertujuan untuk memasukkan udara ke dalam ICM sehingga dihasilkan volume es krim dengan over run yang sesuai standar es krim. Dalam skala rumah tangga, proses agitasi dapat dilakukan dengan menggunakan mixer berulang-ulang diselingi dengan proses pembekuan di dalam freezer. Setelah itu, es krim dapat dikemas dalah wadah-wadah kecil dan disimpan dalam freezer untuk proses pembekuan. Kualitas es krim akan tetap stabil pada suhu penyimpanan -25 sampai -30°C (Padaga, M, dkk, 2005).
Es krim modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini:

- 10-16% lemak susu
- 9-12% milk solids-not-fat: komponen ini, juga dikenal dengan serum solids, mengandung protein (casein dan whey protein) dan karbohidrat (laktosa) ditemukan dalam susu
- 12-16% pemanis: biasany kombinasi dari sukrosa dan/atau pemanis sirup jagung berdasarkan-glukosa
- 0.2-0.5% stabilizer dan emulsifiers, agar atau karagenan yang diambili dari rumput laut
- 55%-64% air yang berasal dari susu padat atau bahan lainnya

Obesitas
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas (Wikipedia, 2009).
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria, Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)



Faktor Penyebab Obesitas

Terjadinya obesitas melibatkan tiga faktor, berikut:
1. Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
2. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/ pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
3. Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

Dampak Obesitas
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit. Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Obesitas bukan hanya tidak enak dipandang mata tetapi merupakan dilema kesehatan yang mengerikan. Obesitas secara langsung berbahaya bagi kesehatan seseorang. Obesitas meningkatkan resiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
- Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Stroke
- Serangan jantung (infark miokardium)
- Gagal jantung
- Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
- Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
- Gout dan artritis gout
- Osteoartritis
- Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).

Karakteristik Caulerpa lentillifera
Caulerpa lentillifera adalah salah satu jenis rumput laut hijau dalam famili Caulerpaceae. Caulerpa lentillifera mempunyai satu sel dengan beberapa inti sel, sehingga caulerpa termasuk rumput laut yang memiliki sel tunggal terbesar di dunia. Caulerpa lentillifera ditemukan pada substrat pasir. Menurut Kadi (1996), Caulerpa lentillifera memiliki ramuli yang terbentuk dari asimilator berbentuk bulatan kecil. Asimulitor tersebut tersusun rapat dan teratur sehingga menutupi percabangan ramuli sepanjang 3,5 cm. Stolon berwarja hijau tua dengan diameter 1-2 mm. Gambar 1 dibawah ini bentuk dari rumput laut hijau ( Caulerpa lentilefera ).
(Menurut Lamouroux, 1809)
Klasifikasi Caulerpa lentillifera adalah
Kingdom : Plantae
Division : Chlorophyta
Class : Bryopsidophyceae
Order : Bryopsidales
Family : Caulerpaceae
Genus : Caulerpa
Species : Caulerpa lentillifera.


Senyawa Aktif (Caulerpenyne)

Caulerpenyne adalah racun yang paling utama, dimana caulepenyne dipercaya sebagai bahan beracun yang hampir eksklusif berdasarkan pada acetylenic sesquiterpene caulerpenyne dengan kelompok fungsional bis-enol acetate. Caulerpin, pada pengertian lain, yaitu makromolekul hidrofobik yang mengandung pigmen cincin siklo-oktatetran. Caulerpenyne menunjukan adanya aktifitas antibiotik (Paul and Fenical, 1986) . Gambar 2 dibawah ini contoh dari Caulerpyene dari Caulerpa lentilefera.
Caulerpenyne merupakan sitotoksik pada sel hewan mamalia diantaranya telur dan hewan mamalia dari laut (Lemée et al., 1993; Pesando et al., 1994). Caulerpenyne adalah toksik untuk moluska, landak laut, ikan herbivora, dan mempunyai kemampuan membunuh organisme mikrokopis dan organisme epipitik. Ekstrak caulerpenyne dapat menghambat dan memperlambat proliferasi beberapa fitiplanton pada rantai makanan dalam laut (Lemée et al., 1997).
Kandungan caulerpenyne pada rumput laut hijau (Caulerpa sp.) sangat dipengaruhi oleh perubahan musim. Amade et al., (1994) menyatakan bahwa kandungan caulerpenyne pada musim dingin mencapai 0.2% dan pada musim panas mencapai 13% dari beratnya.
Cara ekstraksi caulerpenyne dalam rumput laut hijau (Caulerpa sp.) adalah rumput laut hijau dikeringkan dengan suhu kamar. Kemudian 5 gram rumput laut hijau kering diambil dan diekstrak menggunakan 100 mL etanol dengan menggerakkan menggunakan stirer, suhu 37oC selama 24 jam. Setelah itu, disentrifuge selama 30 menit, 30,000×g, supernatan dievaporasi dibawah vakum dengan suhu rendah (<45 °C). Ekstrak alami dilarutkan dalam 5 mL etanol dan diukur caulerpenyne kasarnya (Rebah et al., 2008).
Hasil penelitian Bitou et al., (1999) menyatakan bahwa Caulerpenyne menghambat secara kompetitif aktivitas lipase menggunakan emulsi triolen dan membubarkan 4-methylumbelliferyl oleate (4-MU oleate) sebagai sustrat. Secara in vivo, Caulerpenyne dapat menurunkan dan meperlambat triasilgliserol plasma pada tikus yang diberi perlakuan minyak jagung secara oral dan tanpa perlakuan. Rebah et al., (2008) melaporkan bahwa Caulerpenyne dari Caulerpa lentillifera. dapat menurunkan aktivitas lipase secara signifikan pada lambung anjing dan pankeas manusia.



KESIMPULAN
• Es krim dibuat dari produk susu seperti krim digabungkan dengan perasa dan pemanis yang dibekukan
• Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
• Caulerpa lentillifera adalah rumput laut hijau,yang tumbuh didasar perairan dan berkoloni.
• Caulerpa lentillifera mempunyai nilai gizi yang tinggi. Kandungan Caulerpa lentillifera tiap 100 g sampel, yaitu 12.49 g protein, 0.86 g lemak, 3.17 g serat, 24.21 g abu, 59.27 g karbohidrat dan 25.31 g kadar air.
• Caulenpenyne merupakan senyawa aktif dari Caulerpa lentillifera yang bermanfaat sebagai anti obesitas. Caulenpenyne dapat menghambat pembentukan lipase secara kompetitif.



DAFTAR PUSTAKA

Bitou, N., M. ninomiya, T. Tsujitah and H. Okudar. 1999. Screening of Lipase Inhibitors from Marine Algae. Lipids, Vol. 34, no. 5

Bourdron, E., Laurent, P. Barbier, V. Bourgarel-Rey, Pasquier, N. Vanthuyne, J.C. Hudaud, V. Peyroth and J.L. Parraina. 2006. Caulerpenyne–Colchicine Hybrid: Synthesis and biological Evaluation. Bioorganic and Medicinal Chemistry 14. 5540–5548

David dan Elizabeth .1994. Harvest of the Cold Months: the Social History of Ice and Ices. London: Penguin

De Garmo, E.P; W.G. Sullivan and J.R. Canada. 1994. Engineering Economy 7 Ed. MC Millan Publishing Company. New York
Depkes. 2009. Obesitas Dan Kurang Aktivitas Fisik. http://www.isfinational.or.id/info/22/899-obesitas-dan-kurang-aktivitas-fisik.pdf. Diakses pada 01 Oktober 2009.

Ika, L. 2006. Diktat Kuliah Rancangan Percobaan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang.

Kadi. A. 1992. Pengenalan Jenis-jenis Rumput Laut dalam Pengenalan Jenis-Jenis Rumput Laut Indonesia. puslitbang. Oseanologi LIPI. Jakarta

Koentjaraningrat. 1993. Metode-Metode penelitian Masyarakat. PT Gramedia. Jakarta
Lamouroux, 1809. Scientific Classification of Caulerpa lentillifera.

Padaga, M dan M, E, Sawitri, 2005, Es Krim yang Sehat, Trubus Agrisarana, Surabaya

Ratana, P. and A. Chirapart. 2006. Nutritional Evaluation of Tropical Green Seaweeds Caulerpa lentillifera and Ulva reticulate. Kasetsart J. (Nat. Sci.) 40 (Suppl.) : 75 - 83

Rebah, F.B., S. Smaoui, F. Frikha, Y. Gargouri and N.l Miled. 2008. Inhibitory Effects of Tunisian Marine Algal Extracts on Digestive Lipases. Appl Biochem Biotechnol 151:71–79

Wikipedia. 2009. Obesitas. http//www.wikipedia.org. Diakses pada 10 September

Your Reply